Selamat membaca

Rabu, 06 Januari 2010

Arsitektur Kontemporer

Mexican contemporary architecture designed by Agraz Architects

Gaya Kontemporer adalah istilah yang bebas dipakai untuk sejumlah gaya yang berkembang antara tahun 1940-1980an. Gaya kontemporer juga sering diterjemahkan sebagai istilah arsitektur modern (Illustrated Dictionary of Architecture, Ernest Burden).

Walaupun istilah kontemporer sama artinya dengan modern atau sesuatu yang up to date, tapi dalam disain kerap dibedakan. Istilah ini digunakan untuk menandai sebuah disain yang lebih maju, variatif, fleksibel dan inovatif, baik secara bentuk maupun tampilan, jenis material, pengolahan material, maupun teknologi yang dipakai.


Desain yang Kontemporer menampilkan gaya yang lebih baru. Gaya lama yang diberi label kontemporer akan menghasilkan bentuk disain yang lebih segar dan berbeda dari kebiasaan. Misalnya, modern kontemporer, klasisk kontemporer atau etnik kontemporer. Semua menyajikan gaya kombinasi dengan kesan kekinian.

Disain-disain arsitektur cabang dari modern yang lebih komplek dan inovatif biasa juga disebut sebagai disain yang kontemporer. Misalnya, dekonstruksi, post modern, atau modern high tech. Disain Mal eX di Jakarta, misalnya, menampilkan gaya arsitektur Dekonstruksi dan termasuk juga ke dalam gaya kontemporer. Disainnya berupa ; deretan yang berbentuk kubus yang diacak tak teratur; diberi warna berbeda sehingga terlihat atraktif; bentuk jendela tak beraturan di permukaan kubus.

Arsitektur kontemporer menonjolkan bentuk unik, diluar kebiasaan, atraktif, dan sangat komplek. Pewrmainan warna dan bentuk menjadi modal memciptalkan daya tarik bangunan. Selain itu permainan tekstur sangat dibutuhkan. Tekstur dapat diciptakan dengan sengaja. Misalnya, akar rotan yang dijalin berbentuk bidangbertekstur seperti benang kusut. Bisa juga dengan memilih material alami yang bertekstur khas, seperti kayu.

Untuk menciptakan gaya kontemporer, tak harus dengan material baru. Jenis material bangunan boleh sama , tapi dengan disain yang baru.
read more “Arsitektur Kontemporer”

Arsitektur Futuristik

  Photo of some futuristic architecture
in the city of Valencia, Spain.


Arsitektur Futuristik atau futurisme dimulai pada awal abad ke 20 dengan bentuk bangunan yang ditandai oleh anti -historicism dan garis panjang mendatar, kecepatan, emosi dan urgensi yang artistik dan gaya ini dimulai pada Italia dan berlangsung pada tahun 1909 sampai 1944. Gaya ini dihidupkan oleh penyair itu Filippo Tommaso Marinetti, dan dia bekerja pada tokoh arsitektur terkemuka seperti arsitek Antonio Sant'Elia dan seniman Umberto Boccioni, Giacomo Balla, Fortunato Depero, Enrico Prampolini. pendukung bangunan futuristik menyarankan kecepatan, teori pengaruh energi dan ekpresi yang kuat, di dalam usahanya untuk membuat zaman arsitektur yang modern.

Setelah permulaannya, Futurism telah menjadi suatu kata [yang] lebih umum untuk mengangkat kecenderungan yang luas dalam disain modern yang sangat ingin menciptakan arsitektur dengan gaya masa depan ataupun sedikitnya gaya yang akan datang 10 tahun ke masa depan. Futurism modern sebagian besar mulai dengan gaya desain pada mobil ataupun kereta pada tahun 1950 di California. Futurism adalah bukanlah suatu gaya tetapi suatu pendekatan terbuka ke arsitektur, dan telah ditafsirkan kembali oleh generasi arsitek yang berbeda dari beberapa dekade, tetapi pada umumnya ditandai dengan membentuk ketajaman, bentuk dinamis, kontras kuat dan penggunaan material yang berguna.

 Gambar Perspektif oleh Sant'Elia, 1914
read more “Arsitektur Futuristik”

Tema Arsitektural Perumahan

Pendahuluan 

Fenomena desain tema arsitektur perumahan memang menjadi tren yang berkembang pesat pada masa kini, hingga masing-masing perumahan selalu tampil dengan desain tema tertentu untuk mengembangkan lingkungannya. Perkembangannya desain arsitektur perumahan masa kini muncul sebagai sebuah komoditi komsumsi manusia sehingga terjadi perubahan makna fungsi hunian sebagai rumah tinggal yang dapat dikembangkan ruang-ruangnya bertambah pada kenyamanan, keamanan, kebanggaan dan keindahan yang akan terkait dengan desain arsitekturnya
Fenomena arsitektur tematik berawal dari semakin tipisnya batas ruang dan waktu di era teknologi informasi sehingga kita bisa melihat karya-karya arsitektur di tempat yang berbeda hanya dengan berupa visualisasi gambar, hal ini membuat sumber-sumber ide dapat diambil dari mana saja. Namun sampai sejauh mana makna yang ingin ditampilkan perancang melalui visualisasi bangunan
Tulisan ini merupakan pendapat penulis dalam mengamati tema arsitektur pada perumahan terutama pada fisik bangunan yang akhirnya membawa pemahaman bahwa keindahan fisik bangunan pada arsitektur tematik perumahan bersifat subyektif dari persepsi masing-masing individu pengamat yang dilatar belakangi oleh pengetahuan dan pengalaman pribadi.

Kajian

Gelombang arsitektur tematik dalam desain urban memang mempengaruhi perilaku masyarakat, dimana berbagai ragam artefak fisik karya arsitektur yang dilepas begitu saja dari konteks ruang geografis dan waktu kemudian direproduksi sebagai komoditas yang saat ini banyak digunakan sebagai tema keseharian dalam kompleks perumahan urban. Di Semarang fenomena ini pun sudah tumbuh dari beberapa perumahan misalnya; perumahan Semarang Indah dengan nuansa oriental , perumahan Puri Mediterania dengan nuansa mediteran, dan perumahan Royal Family dengan nuansa klasik dan masih banyak yang lainnya. Semua desain tersebut merupakan tawaran tempat tinggal sekaligus menawarkan keindahan fisik bangunan yang berbeda.
Namun sampai sejauh mana makna yang ingin ditampilkan perancang melalui visualisasi bangunan tersebut sampai kepada penggunanya, diperlukan wawasan yang lebih luas tentang pentingnya pemahaman bahwa perancangan harus kembali kepada manusia sebagai penggunanya, bila kita mengingat kembali teori Vitruvius tentang venustas yang berarti keindahan, memang pengertian keindahan luas sekali yang didalamnya terdapat ekspresi, proporsi, dan komposisi yang pada prinsipnya masih tergantung dari persepsi pengamatnya seperti yang dikatakan Raskin (1954). Lalu bagaimana keindahan fisik bangunan pada tema arsitektural perumahan dinilai? Individu melalui persepsi masing masing akan memberikan pendapatnya, yang semua itu ditentukan dari pengetahuan yang dimilikinya serta pengalamannya selama ini.
Misalnya ketika seseorang ditanya untuk memilih tinggal pada perumahan dengan desain arsitektur minimalis atau arsitektur klasik, tentu dengan segala subyektifitas yang ada pada dirinya akan keluar, sebagai contoh; bila seseorang menyukai sesuatu yang mewah kemudian tampilan yang gagah tentunya perumahan dengan desain arsitektur klasik akan lebih menarik, tetapi bila seseorang menyukai sesuatu yang simpel kemudian sederhana tentunya perumahan dengan desain arsitektur minimalis menjadi pilihannya.

Penutup

Dari wacana singkat diatas didapat sebuah kesimpulan bahwa keindahan fisik bangunan pada tema arsitektur perumahan yang dikembangkan oleh perancang akan menjadi sesuatu yang menarik dan memiliki makna manakala seseorang telah menjadikan tema arsitektural perumahan tersebut sebagai pilihan untuk tinggal didalamnya.
read more “Tema Arsitektural Perumahan”

10 Rumah Paling Tidak Biasa di Dunia


Rumah adalah mungkin salah satu yang paling aman dan damai tempat bagi seseorang untuk berada di. Tak peduli tampilannya seperti, yang memiliki pesona kenyamanan dan pancaran kedamaian.

Ini sulit untuk percaya kalau para penghuni rumah-rumah di bawah ini juga berpikir sama.

Dikompilasi di bawah ini adalah daftar 10 rumah paling tidak biasa Dunia. Anda akan suka melihat mereka, tapi pertanyaannya adalah apakah anda punya nyali untuk hidup dalam satu?


1. Kettle House


Rumah berbentuk Ketel di Texas, Amerika.

2. Stone House


Rumah Batu ini di Portugal adalah salah satu contoh terbaik dari unsur-unsur alam yang dimanfaatkan dengan baik. Mengejutkan karena dapat dilihat, tetapi orang benar-benar dapat tinggal di rumah itu.

3. Crooked House


The Crooked House berdiri sebagai sebuah contoh dari salah satu arsitektur terbaik yang pernah dibuat. Struktur kurva yang menjadikannya salah satu yang paling luar biasa dan tidak biasa di dunia rumah.

4. Cubic House


Rumah Kubik dari Rotterdamn, Belanda adalah sekelompok rumah yang bersama-sama untuk membuat geometri kubus. Faktor yang menakjubkan di sini adalah bagaimana mengelola rumah-rumah ini untuk tidak jatuh.

5. Dome House


Kubah House di Flora, Amerika Serikat menyenangkan mencari rumah putih dengan beberapa arsitektur kubah yang luar biasa.

6. Cob House


The Cob House dari Vancouver, Kanada adalah murni terbuat dari tanah liat, pasir, jerami dan air.

7. Hole House


The Hole House dari Texas, Amerika adalah salah satu proyek seni atau akibat kecelakaan yang mengerikan. Apa pun itu, yang pasti luar biasa.

8. Shoe House


Terlihat seperti seseorang penggemar dongeng ya? Rumah Sepatu ini dari Pennsylvania, Amerika Serikat menyerupai sepatu dalam semua aspek kecuali bahwa tali sepatu hilang.

9. UFO House


UFO House di Taiwan jelas terlihat menakutkan tapi benar-benar tidak mirip alien kami menjaminnya. Rumah serupa di Cina juga ada.

10. Pickle House


Pernah melihat tong acar? The Pickle House di Minnesota, Amerika Serikat adalah satu rumah yang tidak biasa namun luar biasa penuh orang (bukan acar). haha.. :)

 

 

 

 

 

 

read more “10 Rumah Paling Tidak Biasa di Dunia”

Tembok Terpanjang dan Terbesar Sepanjang Masa



Tembok Raksasa Cina atau Tembok Besar Cina juga dikenal di Cina dengan nama Tembok Raksasa Sepanjang 10.000 Li¹ merupakan bangunan terpanjang yang pernah dibuat oleh manusia, terletak di Republik Rakyat Cina. Panjangnya adalah 6.400 kilometer (dari kawasan Sanhai Pass di timur hingga Lop Nur di sebelah barat) dan tingginya 8 meter dengan tujuan untuk mencegah serbuan bangsa Mongol dari Utara pada masa itu. Lebar bagian atasnya 5 m, sedangkan lebar bagian bawahnya 8 m. Setiap 180-270 m dibuat semacam menara pengintai. Tinggi menara pengintai tersebut 11-12 m.

Untuk membuat tembok raksasa ini, diperlukan waktu ratusan tahun di zaman berbagai kaisar. Semula, diperkirakan Qin Shi-huang yang memulai pembangunan tembok itu, namun menurut penelitian dan catatan literatur sejarah, tembok itu telah dibuat sebelum Dinasti Qin berdiri, tepatnya dibangun pertama kali pada Zaman Negara-negara Berperang. Kaisar Qin Shi-huang meneruskan pembangunan dan pengokohan tembok yang telah dibangun sebelumnya.


Sepeninggal Qin Shi-huang, pembuatan tembok ini sempat terhenti dan baru dilanjutkan kembali di zaman Dinasti Sui, terakhir dilanjutkan lagi di zaman Dinasti Ming. Bentuk Tembok Raksasa yang sekarang kita lihat adalah hasil pembangunan dari zaman Ming tadi. Bagian dalam tembok berisi tanah yang bercampur dengan bata dan batu-batuan. Bagian atasnya dibuat jalan utama untuk pasukan berkuda Tiongkok.








Sejarah pembangunan Tembok Besar Tiongkok dapat dilacak sampai abad ke-9 sebelum Masehi. Pada waktu itu, pemerintahan di bagian tengah Tiongkok menyambung benteng dan menara api yang merupakan pos penjagaan tentara di perbatasan menjadi satu tembok panjang dalam rangka menangkis serangan etnis-etnis dari bagian utara Tiongkok. Sampai pada Masa Chunqiu dan Negara-negara Berperang, pertempuran berkecamuk di antara negara-negara kepangeranan yang saling berkonfrontasi.


Negara-negara itu demi pertahanannya sendiri berturut-turut membangun tembok besar di atas bukit dan gunung yang terletak di daerah perbatasan. Pada tahun 221 sebelum Masehi, Kaisar Qinshihuang menyatukan Tiongkok. Setelah itu, Kaisar Qinshihuang memerintahkan agar tembok-tembok yang dibangun oleh berbagai negara kepangeranan itu disambung menjadi satu tembok besar sebagai kubu pertahanan untuk menangkis serangan pasukan kavaleri etnis nomadik di padang rumput Monggolia bagian utara Tiongkok.


Tembok Besar pada waktu itu panjangnya mencapai 5000 kilometer lebih. Tembok Besar pada Dinasi Han setelah runtuhnya Dinasti Qin diperpanjang sampai 10 ribu kilometer lebih. Dalam sejarah selama 2000 tahun yang lalu, penguasa di berbagai zaman tak pernah berhenti membangun Tembok Besar sehingga panjang totalnya mencapai 50 ribu kilometer, yang cukup untuk mengitari bumi satu kali lebih.


Tembok Besar yang kita sebut sekarang kebanyakan adalah tembok besar yang dibangun pada Dinasti Ming yang berkuasa antara tahun 1368 dan 1644. Ujung baratnya berpangkal dari Benteng Jiayu di Provinsi Gansu Tiongkok Barat dan ujung timurnya terletak di pinggir Sungai Yalu Provinsi Liaoning Tiongkok Timur Laut setelah melewati 9 provinsi, kota dan daerah otonom sepanjang 7300 kilometer, atau sama dengan 14 ribu li Tiongkok. Dengan demikian, Tembok Besar itu disebut sebagai “tembok panjang 10 ribu li” di Tiongkok.


Sebagai kubu pertahanan, Tembok Besar dibangun dengan mengikuti jalannya puncak pegunungan. Topografi yang dilewatinya sangat rumit, antara lain, gurung pasir, padang rumput dan rawa. Untuk menyesuaikan diri dengan berbagai topografi, pelaksana pembangunan Tembok Besar menerapkan struktur yang luar biasa dan berbeda-beda. Kesemua ini menunjukkan kecerdasan nenek moyang bangsa Tionghoa.


Tembok Besar yang berliku-liku mamanjang menyusuri puncak pegunungan hampir mustahil ditaklukkan oleh musuh pada zaman kuno karena gunung dan lereng yang menjadi dasar tembok itu terlalu terjal untuk didaki.


Tembok Besar dibangun dengan batu besar disisipi dengan tanah dan batu pecahan. Tingginya kira-kira 10 meter dan lebarnya kira-kira 5 meter,  cukup untuk 4 ekor kuda berjalan berdampingan. Dengan demikian, sangat mudah untuk manuver tentara dan pengangkutan bahan pangan dan senjata. Di sisi dalam tembok dibangun pintu dan tangga untuk naik turun.


Tembok Besar disambung dengan benteng atau menara api setiap sektor, di mana tersimpan senjata dan bahan pangan. Benteng dan menara api itu digunakan sebagai tempat istirahat bagi prajurit pada waktu damai dan sekaligus merupakan kubu pertahanan untuk menangkis serangan musuh pada waktu berperang. Selain itu, begitu diketahui terjadinya agresi musuh, di menara api itu akan dinyalakan api pada waktu malam dan asap pada siang hari sehingga kabar tentang serangan musuh dapat tersebar ke seluruh negeri dalam waktu dekat.


Di sektor penting Tembok Besar, misalnya lintasan strategis, celah gunung dan perbatasan gunung dengan laut biasanya dibangun loteng gerbang besar. Loteng-loteng gerbang itu tidak hanya kelihatan megah, tapi juga mencerminkan seni arsitektur cemerlang zaman kuno Tiongkok. Sekarang sebagian loteng gerbang itu telah berubah menjadi obyek wisata, misalnya Loteng Gerbang Shanhaiguan di ujung timur Tembok Besar yang dijuluki sebagai loteng gerbang nomor satu Tiongkok dan Loteng Gerbang Juyongguan sektor Badaling Tembok Besar di sekitar Beijing.


Fungsi Tembok Besar sebagai kubu pertahanan militer sekarang sudah tidak ada lagi, namun keindahan arsitekturnya tetap sangat mengagumkan.


Keindahan Tembok Besar tercermin pada kemegahan, kekuatan dan kebesarannya. Melepas pandang dari tempat jauh ke Tembok Besar, tembok besar tinggi yang memanjang selama ribuan kilometer itu tampak serupa naga mahabesar yang menggeliang-geliut menyusuri pegunungan; jika dilihat dari jarak dekat, maka tembok itu penuh dengan daya tarik seni dengan arsitekturnya yang aneka ragam.

Tembok Besar adalah hasil jerih payah yang dibasahi keringat dan darah serta diresapi kecerdasan rakyat Tiongkok pada zaman kuno. Betapa beratnya proyek pembangunan Tembok Besar pada zaman kuno yang masih rendah tenaga produktif memang sulit dibayangkan.
read more “Tembok Terpanjang dan Terbesar Sepanjang Masa”

Development in Dubai

1. Burj Al- Arab
- Hotel Bintang 7
- Selesai tahun 1999
- Menghabiskan dana sebesar USD650 juta (Rp. 617.500.000.000,-)
Satu-satunya hotel bintang 7 di planet Bumi yang (masih) dinobatkan sebagai hotel tertinggi sedunia (dengan atrium yang juga tertinggi di dunia) dengan ketinggian 321 meter. Selain arsitektur yang—wooow—luar biasa—dan berbentuk seperti kapal layar tradisional Arab, hotel ini juga dilengkapi helipad pribadi yang konon pernah disulap menjadi lapangan tennis oleh Roger Federed versus Andre Agassi (bisa anda bayangkan bermain tennis di atas awan?). Tidak hanya layanan private-reception desk di setiap lantai dan brigade bellboy terlatih yang sekaligus berkualifikasi menjadi bodyguard selama anda berada di sana, anda juga difasilitasi ‘taksi eksklusif’ Rolls Royce dengan chauffeur pribadi. Nah, kecuali anda punya budjet 12 juta rupiah untuk kenyamanan tidur semalam, anda hanya diperbolehkan mengambil foto dengan jarak radius 1 kilometer dari sang raja hotel yang terletak di The Palm Island ini.



 

2. Rose Tower / Rose Rotana Suites
- Hotel dan menara pencakar langit
- Selesai tahun 2007
Ini dia bangunan yang (segera) menggeser gelar hotel tertinggi Burj Al Arab dengan ketinggian 333 meter (dulunya bahkan diproyeksikan setinggi 380 meter). Hotel ‘pencakar langit’ Rose Rotana Suites ini juga meraih penghargaan tahunan Emporis Skycraper 2007 sebagai salah satu pengembangan high-rise architecture terbaik dan konteks situs bangunannya yang bagus. Meskipun sudah selesai tahun lalu, hingga kini, Rose Tower masih belum di-launching.



3. The World Islands
- Pulau buatan
- Sedang dalam konstruksi
Memimpikan Maldives menjadi milik anda pribadi? Uh, anda tidak perlu bangun dari tidur, karena ini bukan lagi sekadar mimpi. Dengan 250 juta dollar anda bisa memiliki salah satu dari pulau-pulau di dunia ini, belum termasuk dana pembangunan yang berkisar antara 15-50 juta dollar. Ya, lagi-lagi Dubai dengan pulau buatannya! Pasir-pasir dasar laut pun semakin tipis dikeruk. Kali ini tidak tanggung-tanggung, kumpulan 300 pulau buatan—seluas 27 kilometer—dengan timbunan 37 juta ton batu karang—yang membentuk peta dunia sedang dibangun di lepas pantai Dubai. The World Islands namanya. Jika anda memang punya niat, nyali, dan uang untuk memilikinya, segera laksanakan. Karena sampai Januari 2008 ini saja, pulau-pulau tersebut sudah terjual 60 persennya.




4. The Palm Islands
(Palm Deira, Palm Jumeirah, Palm Jebel Ali)
- Pulau buatan
- Sedang dalam konstruksi
Pulau berbentuk palem raksasa ini adalah ciptaan manusia yang saking besarnya dapat terlihat dari luar angkasa. Terdiri dari pulau The Palm Jumeirah, The Palm Deira, dan The Palm Jebel Ali yang sengaja dibangun untuk meningkatkan pariwisata Dubai. Dimulai sejak 2001, dibangunlah lebih dari seratus hotel mewah, 2000-an villa dan apartemen tepi pantai yang eksklusif, marinas, water theme parks, restauran, shopping malls, spa, dan fasilitas lainnya. 

 
 
5. Hydropolis Underwater and Resort
- Hotel dan resort di bawah laut
- Sedang dalam konstruksi
- Budjet produksi USD500 juta (Rp. 4.750.000.000.000,-)
Sesuai namanya, projek hotel mewah dan resort ini dibangun 66 kaki di bawah laut di lepas pantai Jumeirah. Logikanya, dengan underwater scenery di sekeliling anda dan 220 suites mewah, projek ini akan menjadi hotel berbintang (tidak tanggung-tanggung) sepuluh. Namun hingga kini, projek ini masih terhambat karena masalah konstruksi dan dana yang—tentu saja—bukan masalah kecil.



 
  
6. Burj Dubai
- Menara Pencakar Langit
- Sedang dalam konstruksi
- Budjet produksi USD4.1 miliar (Rp. 38.950.000.000.000,-)
Kontruksi menara yang sudah dimulai tahun 2005 ini diperkirakan selesai dan siap untuk ditempati tahun 2009. Dengan ketinggian 818 meter, bangunan ini merupakan ancaman bagi gelar gedung tertinggi dunia lainnya. Tingginya bisa mencapai lebih 40% dari si pemegang rekor sekarang, Taipei 101. Kabarnya, tirai dinding bangunan ini seukuran tujuhbelas lapangan sepak bola, dan eskalatornya akan menjadi yang terpanjang di dunia.



7. The Rotating Tower
- Menara pencakar langit
- Sedang dalam konstruksi, proyeksi selesai 2010
Anda pernah makan malam di restauran berputar di KL Tower Malaysia? Ah, kecil. Nah, gedung yang satu ini, bukan satu lantai saja yang berputar, tapi seluruh 68 lantai setinggi 313 meter turut berputar dan meliuk-liukkan tubuhnya sampai 360 derajat. Kerennya lagi, menara ini adalah pencakar langit pertama yang dibangun dengan sistem industri di mana modul bangunannya dirancang dan diproduksi terlebih dahulu di pabrik. Tentu saja, mengingat banyak matematika—atau apapun istilahnya di dunia arsitektur—yang perlu dihitung-hitung.



8. Burj Al Alam
- Menara pencakar langit
- Sedang dalam konstruksi, proyeksi selesai 2010
Masih saja tidak jauh-jauh dari ketinggian, gedung perkantoran, retail, hotel, dan apartemen berbentuk bunga kristal ini hanya 28 meter di bawah gedung tertinggi di dunia sekarang. Namun hotelnya akan memegang rekor sebagai kamar tertinggi di dunia. Huuh?



9. Dubailand
- Taman hiburan
- Sedang dalam konstruksi, proyeksi selesai 2010
- Budjet produksi USD20 miliar (Rp. 190.000.000.000.000,-)
Sampai saat ini, taman hiburan terbesar di dunia adalah Walt Disney World Resort di Orlando. Dan Dubailand diperkirakan dua kali lebih besar dengan Sportscity dan Eco Tourism World di dalamnya. Benar-benar surga bermainnya para arsitek dunia.


 

 

10. Al Burj
- Menara Pencakar Langit
- Sedang dalam proposal
Tampaknya Dubai senang memecahkan rekor. Tadi katanya Burj Dubai yang bakalan menjadi gedung tertinggi, lalu kini developer lainnya sedang merancang gedung pencakar langit super tinggi, Al Burj dengan ketinggian 1,050 meter yang akan mengambil alih title-wannabe-nya Burj Dubai yang bahkan belum selesai dibangun. Capek deh.




11. Trump International Hotel and Tower
- Hotel dan menara pencakar langit
- Sedang dalam proposal
- Budjet produksi USD600 juta (Rp. 5.700.000.000.000,-)
Donald Trump pun akhirnya ikut-ikutan dengan menara dan hotel berbentuk aneh yang punya akses pribadi ke pantai di pulau buatan Palm Jumeirah.



 

12. Burj Al Taqa – Menara Lilin Raksasa
- Menara pencakar langit
- Sedang dalam proposal
Lebih berkonsep (karena tidak hanya mengejar rekor ketinggian seperti yang lainnya), menara ini dinamakan The Enegery Tower, karena gedung berbentuk lilin setinggi 333 meter ini sanggup menghasilkan energi non-stop selama masih ada udara dan panas matahari. Burj Al Taqa dibangun dengan prinsip-prinsip arsitektur Arab tradisional yang mengolah angin dan panas menjadi penyejuk ruangan sehingga bangunan ini tidak perlu menggunakan AC hingga lebih hemat 40% dari semestinya.



read more “Development in Dubai”

Selasa, 05 Januari 2010

Arsitektur Arab

Burj al-Arab Dubai




Burj al-Arab adalah sebuah hotel mewah yang terletak di Dubai, Uni Emirat Arab. Bangunan Burj al-Arab, didesain oleh Tom Wright, mencapai ketinggian 321 meter dan adalah bangunan tertinggi yang sepenuhnya digunakan sebagai hotel. Bangunan ini berdiri di sebuah pulau buatan yang berada 280 m lepas pantai di Teluk Persia. Burj al-Arab dimiliki oleh Jumeirah.


Hotel ini sering disebut sebagai hotel ‘bintang tujuh’. Ungkapan ini merupakan hiperbola dari para praktisi di bidang pariwisata. Ini merupakan cara mereka untuk menggambarkan betapa megahnya Burj al-Arab dibanding hotel-hotel lain yang menyebut dirinya hotel bintang enam. Ironisnya, hampir seluruh sistem pemeringkat hotel di dunia, membatasi kategori hotel hanya sebatas bintang lima. Menurut situs resminya, Burj al-Arab dikatakan sebagai “hotel deluxe bintang lima”. Namun, yang pasti, “Inilah pencakar langit tertinggi di Dubai.”

Konstruksi Burj al-Arab dimulai pada 1994, dan dibuka untuk pengunjung pada 1 Desember 1999. Rancangannya mengambil bentuk layar sebuah dhow (perahu tradisonal Arab). Dekat dengan puncaknya, terdapat sebuah helipad (tempat pendaratan helikopter), dan restoran Al Muntaha (tertinggi dalam bahasa Arab) di sisi seberangnya, yang ditahan oleh kantilever (tembok yang menganjur keluar sebagai penahan balkon) di atas laut. Salah satu elemen yang unik adalah dinding atrium yang menghadap ke pantai, terbuat dari kain fiberglass yang dilapisi Teflon. Interiornya didesain oleh Khuan Chew.

Burj al-Arab juga memiliki atrium lobi tertinggi di dunia, setinggi 180 meter. Atrium tersebut dapat melingkupi Gedung World Trade Center (WTC) Dubai yang menjulang setinggi 38 lantai — bangunan tertinggi di Dubai dari akhir 1970-an sampai pertengahan 1990-an. Kamar terkecil yang bisa disewa di Burj al-Arab luasnya mencapai 169 meter persegi. Tarifnya ‘cuma’ 1.000 dolar AS per malam. Sementara, suite biasa paling mahal ongkosnya 15.000 dolar AS. Sedangkan Royal Suite — semacam Presidential Suite di Indonesia — dihargai 28.000 dolar AS per malam, atau sekitar Rp 260 juta. Meski dihargai dengan tarif yang super mahal, Royal Suites kabarnya selalu terisi.
Saat memasuki Burj al-Arab anda akan disambut dengan ramah oleh penjaga hotel. Di lobby Burj al-Arab anda akan langsung dibuat terkesima tak cuma oleh bau semerbak rempah-rempah yang menyebar ke seluruh ruangan tapi juga oleh hiasan berupa air mancur yang bisa menari serta meloncat-loncat secara berirama. Tentu saja, air mancur yang pandai menari itu diatur dengan teknologi super sophisticated. Untuk memperindahnya, dasar dari kolam tempat air mancur menari itu dihiasi dengan baru-batu berwarna-warni.

Tak cuma itu, dinding pembatas tangga naik atau turun, dibuat bukan dari dinding pualam biasa, melainkan sebuah aquarium raksasa yang dihuni ratusan jenis ikan air laut yang berenang bebas. Jadi, seakan-akan Burj al-Arab berada di dalam lautan. Sama seperti di lobby, di lantai ini kita juga bisa jumpai kolam air mancur yang bisa menari, plus hiasan koral aneka warna di dasarnya.

Yang membedakannya, di lantai ini juga ada pertunjukan live dari sejumlah pemain musik tradisional Timur Tengah. Sementara, kalau kita mendongakkan kepala ke atas, akan tampak pilar-pilar baja yang disusun sedemikian rupa sehingga terbentuklah sebuah menara yang megah. Konon struktur menara ini dibuat untuk bisa bertahan lebih dari 50 tahun.

Walau anda tak berniat untuk menginap, anda akan merasakan kepuasaan karena bisa menyaksikan sekaligus menapaki salah satu bangunan termegah yang pernah dibuat manusia dan terkenal hingga penjuru dunia. Ada kejutan kecil saat anda akan meninggalkan Burj al-Arab, walau anda bukan tamu yang menginap di sana, petugas hotel tetap mempersilakan anda untuk mencicipi kurma asli Dubai yang lezat, wangi, berdaging tebal, manis dan tanpa biji pula.

Selain Burj al-Arab, di Dubai anda juga bisa mengunjungi Jumeirah, yang merupakan sebuah area perumahan pinggir pantai di Dubai. Wilayah ini berisi properti besar dan mahal, serta rumah-rumah yang dibangun dengan berbagai macam gaya arsitektural. Area ini populer di kalangan ekspatriat Barat yang bekerja di Uni Emirat Arab, juga di kalangan turis yang mengunjungi Dubai.


read more “Arsitektur Arab”

"Green Building" untuk Iklim Mikro


Konsep green building atau bangunan ramah lingkungan didorong menjadi tren dunia bagi pengembangan properti saat ini. Bangunan ramah lingkungan ini punya kontribusi menahan laju pemanasan global dengan membenahi iklim mikro.

“Poin terbesar dalam konsep ini adalah penghematan air dan energi serta penggunaan energi terbarukan,” kata Rana Yusuf Nasir dari Ikatan Ahli Fisika Bangunan Indonesia (IAFBI), sebagai salah satu pembicara dalam diskusi panel “Pemanasan Global-Apa yang Dapat Dilakukan Dunia Properti?”, Jumat (24/8) di Jakarta.

Menurut Rana, di Indonesia akses energi terbarukan masih lemah. Suplai energi listrik untuk properti hanya mengandalkan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang belum menggunakan sumber energi terbarukan.

Di Amerika Serikat, lanjut Rana, berbagai perusahaan penyuplai energi listrik dengan berbagai pilihan bahan bakar, termasuk bahan bakar terbarukan. Pengembang yang memilih energi listrik dari sumber terbarukan akan memperoleh poin terbesar dalam konsep green building.


Pembicara dalam diskusi panel tersebut di antaranya Yandi Andri Yatmo (Ikatan Arsitek Indonesia-Jakarta), Meiko Handoyo (Dewan Pimpinan Daerah Real Estat Indonesia-Jakarta), Simon Molenberg (Director Tourism, Real Estate and Construction Asia Region), dan Stephanus D Satriyo (Asosiasi Manajemen Properti Indonesia).

Di banyak negara, bagi Meiko, penerapan konsep green building terbukti menambah nilai jual. Namun, di Indonesia masih butuh proses edukasi panjang. Di Indonesia bahkan muncul kerancuan bahwa bangunan ramah lingkungan itu mahal, sulit, dan tidak feasible secara bisnis.

“Para pengelola gedung sebagai pengguna energi cukup besar kini memiliki tanggung jawab mengurangi pemanasan global dengan cara-cara menghemat energi, air, bahan bakar, dan sebagainya,” kata Satriyo.

Kegiatan diskusi panel yang difasilitasi PT Colliers International Indonesia dan PT Cisco System Indonesia itu sekaligus untuk mengenalkan acuan green building melalui konsep Leadership in Energy and Environtmental Design (LEED).

Menurut Rana, penerapan konsep LEED pada hakikatnya sebagai upaya pemberian penghargaan atas karya properti ramah lingkungan atau yang memegang konsep green building.

Konsep LEED memperkenalkan 85 poin penilaian yang memiliki peringkat tersertifikasi, silver, gold, dan platinum.

Efisiensi

Menurut Rana, yang juga menjadi Ketua Himpunan Ahli Tata Udara dan Refrigerasi tersebut, penerapan LEED untuk pembangunan properti juga mensyaratkan secara mutlak beberapa hal, seperti efisiensi penggunaan air, penggunaan energi secara minimum, atau upaya perlindungan lapisan ozon.

Sementara itu, menurut Rana, pemilik atau pembangun properti di Indonesia hingga sekarang belum ada yang memiliki sertifikasi LEED.

Beberapa negara, seperti India, China, Dubai, dan Vietnam, juga sudah cukup banyak menerapkan konsep LEED. Sertifikasi LEED pada awalnya dirumuskan Green Building Council Amerika Serikat.

Menurut Yandi, dunia pendidikan dan profesi arsitektur selama ini cenderung melihat arsitektur sebagai bangunan yang berdiri sendiri.

“Kita perlu memperluas pengertian tentang arsitektur ini. Tolok ukur green building membuka kesempatan untuk menempatkan bangunan dalam jaringan yang lebih luas, terkait aspek-aspek iklim, sumber daya alam, sosial, dan budaya,” kata Yandi Andri Yatmo.

Menurut dia, “Pendidikan berperan penting dalam pemahaman tentang sustainability.”

Isu utama menyangkut bangunan ramah lingkungan, kata Yandi, di antaranya adalah membangun hanya yang diperlukan dan tidak menggunakan lebih dari yang diperlukan, menganut prinsip keterkaitan, serta memandang profesi arsitek sebagai “pengurus bumi” (steward of the earth).

Strategi desain yang dapat diterapkan antara lain, tambah Yandi, pemanfaatan material berkelanjutan, keterkaitan dengan ekologi lokal, keterkaitan antara transit dan tempat tinggal, rekreasi dan bekerja, serta efisiensi penggunaan air, penanganan limbah, dan mengedepankan kondisi lokal baik secara fisik maupun secara sosial.
read more “"Green Building" untuk Iklim Mikro”

Arsitektur Terkenal

Menara Kembar Petronas



Menara Petronas di malam hari


Menara PETRONAS adalah dua buah pencakar langit kembar di Kuala Lumpur, Malaysia yang sempat menjadi gedung tertinggi di dunia dilihat dari tinggi pintu masuk utama ke bagian struktur paling tinggi.

Menara ini dirancang oleh Adamson Associates Architects, Kanada bersama dengan Cesar Pelli dari Cesar Pelli of Cesar Pelli & Associates Architects Amerika serikat yang selesai dibangun setinggi 88 lantai pada 1998 dengan desain Interior yang merefleksikan budaya Islam yang mengakar di Malaysia. Pada 17 Oktober 2003, Taipei 101 mengambil rekor menara kembar ini.Tetapi Menara Kembar Petronas tetap memegang gelar menara kembar tertinggi di dunia.

Cesar Pelli yang ikut pula mendesain bangunan gedung Miglin-Beitler Skyneedle atau disebut pula Miglin-Beitler Tower setinggi 609.58 m di Chicago, Amerika serikat yang selesai pada tahun 1988 nampak mempunyai kemiripan dengan Menara Petronas

Menara Petronas berdiri setinggi 452 meter atau 1483 kaki dihitung sampai paling atas. Bentuk lantainya berupa dua buah persegi yang berpotongan membentuk bintang berujung delapan dan pada tiap titik perpotongannya ditambahkan sepotong lingkaran. Desain Cesar Pelli ini menggunakan motif yang lazim digunakan dalam Seni Islam mengingat budaya Islam sudah menjadi ciri khas Malaysia.

Diantara kedua menara tersebut, dibangun sebuah jembatan (Skybridge atau Jejantas Udara) yang menghubungkan kedua menara pada lantai 41 dan 42. Jembatan ini adalah tujuan kunjungan turis yang datang ke Menara PETRONAS dengan jumlah tiket yang terbatas (sekitar 1200 buah). Selain itu, jembatan ini juga digunakan untuk evakuasi apabila terjadi keadaan darurat di sebuah menara sehingga penghuninya bisa pindah ke menara yang aman. Sebagaimana bangunan tinggi lain, Menara PETRONAS pun bisa bergoyang bila diterpa angin sehingga pembangunan jembatan pun tidak dipasang secara kaku pada kedua menara.

Dibawahnya, terdapat Suria KLCC yang merupakan salah satu pusat perbelanjaan tersibuk di Malaysia dan terdapat pula Taman KLCC yang menyediakan trek joging, kolam bermain, dan tempat bermain untuk anak-anak serta mempertunjukkan kolam dengan air mancur simfonik. Selain itu terdapat pula Orkestra Filharmonik PETRONAS.
read more “Arsitektur Terkenal”

Arsitektur Tradisional Jawa (Joglo)

Arsitektur tradisional Jawa terutama di wilayah Jawa Tengah lebih banyak dikenal dengan bangunan Joglo. Joglo merupakan kerangka bangunan utama dari rumah tradisional Jawa yang terdiri dari soko guru berupa empat tiang utama penyangga struktur bangunan serta tumpang sari yang berupa susunan balok yang disangga soko guru. 
 
Rumah Joglo pada umumnya hanya dimiliki oleh orang-orang yang berkemampuan materi lebih. Hal ini disebabkan dalam membangun rumah Joglo dibutuhkan material yang banyak dan cukup mahal karena sebagian besar material berasal dari kayu jati serta membutuhkan perawatan tersendiri. Sedangkan dari segi sosial masyarakat, bentuk Joglo dianggap hanya boleh dimiliki orang-orang terpandang terutama dari kalangan bangsawan. Selain itu, pada bangunan Joglo terkandung filosofi yang sesuai dengan kehidupan masyarakat Jawa.

Susunan ruangan pada Joglo umumnya dibagi menjadi tiga bagian yaitu ruangan pertemuan yang disebut pendhapa, ruang tengah atau ruang yang dipakai untuk mengadakan pertunjukan wayang kulit disebut pringgitan, dan ruang belakang yang disebut dalem atau omah jero sebagai ruang keluarga. Dalam ruang ini terdapat tiga buah senthong (kamar) yaitu senthong kiri, senthong tengah dan senthong kanan. 

 `Pendhopo sebagai ruang terbuka berfungsi untuk menerima tamu. Struktur bangunan pada pendhopo menggunakan umpak sebagai alas soko, 4 buah soko guru ( tiang utama) sebagai symbol 4 arah mata angin. dan 12 soko pengarak, serta Tumpang sari merupakan susunan balik yang disangga oleh soko guru. Umumnya tumpang sari terdapat pada pendopo bangunan yang disusun bertingkat. Tingkatan-tingkatan ini dapat pula diartikan sebagai tingkatan untuk menuju pada suatu titik puncak, yang terdiri dari serengat, tarekat, hakekat, dan makrifat. Menurut kepercayaan jawa, tingkatan-tingkatan ini akan menyatu pada satu titik.

Ndalem ini adalah pusat susunan ruang-ruang di sekitarnya. Fungsi utamanya adalah sebagai ruang keluarga. Sifat ruangan ini pribadi, suasana yang ada di dalamnya tenang dan berwibawa. Pada pola tata ruang ndalem terdapat perbedaan ketinggian lantai sehingga membagi ruang menjadi 2 area. Pada lantai yang lebih rendah di gunakan sebagai sirkulasi sedangkan pada bagian yang lebih rendah digunakan sebagai ruang keluarga dan senthong. 

Solo sendiri masih memiliki bangunan rumah Joglo yang masih eksis hingga saat ini. Berikut adalah beberapa bangunan rumah Joglo yang terdapat di Solo:



Rumah joglo milik Ibu Hj Mulyorahardjo merupakan salah satu rumah jawa di wilayah Laweyan yang masih terjaga keasliannya meskipun kurang terawat. Beberapa kolektor barang antik bahkan telah menawar untuk membeli rumah joglo ini namun oleh pemilik saat ini rumah joglo tersebut belum untuk dijual



Rumah Joglo milik Bp Afrozin ( Dakon Mas ) terletak di Kauman. Selain berfungsi sebagai rumah tinggal juga berfungsi sebagai tempat usaha batik. Pada bangunan ini terdapat perpaduan arsitektur Indis dengan arsitektur tradisional Jawa. 



 

Rumah di Jl Slamet Riyadi yang saat ini berfungsi sebagai pusat salah satu calon gubernur Jawa Tengah

 

 
read more “Arsitektur Tradisional Jawa (Joglo)”

Arsitektur Alam




Perkembangan pembangunan di kawasan perkotaan kini menuntut dukungan arsitektur hijau. Tren itu kini berkembang di hampir setiap perkotaan yang ada di dunia.

Perkembangan arsitektur dalam eco-design semakin kuat pasca tahun 1990-an. Sebelumnya, pemahaman konsep arsitektur hijau tersebut belum menjadi fokus perhatian di kalangan arsitek dunia.


Dalam konsep arsitektur hijau ini, fokus utamanya adalah penghematan penggunaan energi dalam bangunan. Selain itu, adanya kesadaran bahwa banyak ancaman dalam sebuah bangunan yang bisa memicu gangguan kesehatan pada penghuni.

Praktisi arsitektur Mauro Purnomo Rahardjo, mengatakan beragam hasil penelitian yang merujuk pada keluhan akan kesehatan akibat kesalahan dalam desain arsitektur.

“Pemakai bangunan banyak yang mudah terkena flu, menderita akibat pengaruh polusi udara, baik di dalam hunian maupun di lokasi kerja. Arsitektur di sekeliling kita dipenuhi bahan beracun yang bisa menimbulkan penyakit,” kata Mauro, dalam diskusi tentang Arsitektur Hijau dan Feng Shui, akhir pekan lalu di Jakarta.

Studi tentang emisi yang dikeluarkan oleh pabrikan bahan bangunan di California, Amerika Serikat, menunjukkan sejumlah bahan ‘hijau’ mengandung kadar emisi lebih rendah. Tapi, beberapa bahan bangunan konvensional bahkan memiliki kandungan emisi lebiih rendah.

Sejumlah material bangunan yang mengandung bahan beracun antara lain plywood dan pressboard yang mengandung formaldehid. Insulasi dengan fiberglass diketahui mampu memacu pertumbuhan sel-sel kanker pada paru-paru. Hal ini sama dengan dampak yang diberikan oleh asbestos.

“Bisa disimpulkan, dari riset tersebut bahwa bahan bangunan alami memberikan alternatif paling bagus untuk kesehatan manusia,” ucap pakar dari Feng Shui School Indonesia itu.

Feng shui sebagai salah satu bidang ilmu lumayan lawas, telah meletakkan dasar-dasar penataan lingkungan yang serasi dan mengikuti alam. “Tidak bisa dimungkiri, para pengguna feng shui telah menikmati hidup lebih sehat. Mereka telah menikmati kemakmuran serta kebagahiaan. Ini karena alam sebagai paradigma adalah hal yang menjadi fokus dalam ilmu Feng Shui,” kata dia.

Konsep tradisional dalam Feng Shui memberikan panutan bagi tematik kembali ke alam, hemat energi, serta arsitektur hijau. Ilmu ini menganjurkan perbaikan pada sistem bangunan yang menjamin kesejahteraan bagi penghuni.

Kendati pendekatan dalam arsitektur hijau menyerupai prinsip-prinsip yang terkandung dalam Feng Shui. Prinsip Feng Shui memperhatikan aspek kejiwaan manusia dengan memeprhitungkan energi sekitar maupun yang ada di dalam tubuh manusia.

Pakar Feng Shui Mas Dian, mengatakan mempelajari ilmu itu secara tidak langsung menghayati ekosistem kehidupan antara manusia dengan alam. “Memahami ilmu ini bisa berarti mengerti dampak dari kegiatan pembangunan terhadap fungsi ekologis alam sekitarnya. Sayangnya, masih banyak anggapan publik bahwa ilmu ini identik dengan unsur mistik,” tandasnya.

Di sisi lain, Mauro melanjutkan, ciri arsitektur hijau antara lain, adanya sistem sirkulasi udara yang dirancang efisien baik untuk pemanasan maupun pendinginan ruang. Pemakaian pencahayaan dengan sumber energi yang efisien, serta penggunaan bahan bangunan yang non sintetis serta non toxic. Efisiensi ruangan juga menjadi fokus perhatian dalam ilmu ini.

“Tujuan utama arsitektur hijau adalah menciptakan eco-design, arsitektur ramah lingkungan, serta arsitektur alami dengan konsep pembangunan berkelanjutan,” kata dia.
Ironisnya, kata dia, banyak dari bangunan saat ini kerap melalaikan aspek kesehatan penghuni. Misalnya, sistem pemanasan atau pendinginan ruangan yang justru memacu pertumbuhan dan penyebaran virus penyebab penyakit influenza atau alergi.

Penggunaan bahan pengawet berkandungan kimiwai seperti cat, kayu, dan bahan bangunan lainnya yang menguapkan racun. Selain itu, penambahan bahan sintetis yang diproduksi secara massal dan bahan konstruksi komposit ternyata menimbulkan sakit kepala dan depresi bagi penghuni.

“Arsitektur hijau memanfaatkan sumber yang dapat diperbaharui seperti pemakaian eneri sinar matahari melalui passice solar dan active solar. Selain itu, konsep arsitektur hijau ini juga memakai teknik photovoltaic seperti penambahan tanaman serta pohon melalui atap hijau dan taman hujan,” pungkasnya.
read more “Arsitektur Alam”

Arsitektur Eropa

Villa Almerico-Capra

Palladio Picture Gallery: Villa Capra (The Rotunda)

Desain Palladio Villa Almerico-Capra mengungkapkan nilai-nilai humanis masa Renaissance. 


                                           Villa Almerico-Capra, juga dikenal sebagai Villa La Rotonda, oleh Andrea Palladio


Villa Almerico-Capra, atau Villa Capra
Juga dikenal sebagai The Rotunda
Andrea Palladio, arsitek
Mulai 1550
Selesai setelah kematian Palladio oleh Vincenzo Scamozzi
Terletak dekat Vicenza, Italia
 
Villa Almerico-Capra, atau Rotunda, adalah salah satu dari lebih dari dua puluh vila yang dirancang Palladio di daratan Venesia. Desain Palladio menggemakan Pantheon Romawi.
 
Villa Almerico-Capra simetris dengan teras candi di depan dan interior berkubah. Nama Rotunda mengacu pada vila lingkaran dalam desain persegi.
 
Amerika negarawan dan arsitek Thomas Jefferson mengambil ilham dari Villa Almerico-Capra ketika ia merancang rumahnya sendiri, Monticello.

San Giorgio Maggiore

Palladio Picture Gallery: San Giorgio Maggiore 

Andrea Palladio model yang façade San Giorgio Maggiore setelah kuil Yunani.


                                          San Giorgio Maggiore oleh Andrea Palladio

San Giorgio Maggiore
Andrea Palladio, arsitek
Dimulai pada 1566 dan dilanjutkan dengan Vincenzo Palladio Scamozzi setelah kematian
Selesai pada tahun 1610
Terletak di pulau San Giorgio di Venesia, Italia
 
San Giorgio Maggiore adalah sebuah basilika Kristen, tapi dari depan terlihat seperti kuil dari Klasik Yunani. Empat kolom di tiang besar dukungan yang tinggi pediment. Belakang kolom adalah versi lain dari motif candi. Flat pilaster pediment dukungan yang luas. Yang lebih tinggi "kuil" muncul untuk menjadi berlapis-lapis di atas candi yang lebih pendek.
 
Kedua versi dari motif candi adalah putih cemerlang, hampir menyembunyikan batu bata di belakang gedung gereja.

Basilika Palladiana

Palladio Picture Gallery: Basilica Palladiana  

Andrea Palladio memberikan Basilika di Vicenza, Italia dua gaya klasik kolom: Dorie di bagian bawah dan ion di bagian atas.


                                           Basilika oleh Palladio di Vicenza, Italia

Basilika Palladiana
Andrea Palladio, arsitek
Dimulai pada 1549
Selesai pada 1617 setelah kematian Palladio
Terletak di pusat Piazza dei Signori di Vicenza, Italia utara-timur
 
Awalnya, adalah Basilika abad ke-15 Gothic bangunan yang berfungsi sebagai balai kota untuk Vicenza dan juga terdapat toko-toko. Ketika bangunan tua runtuh, Andrea Palladio memenangkan komisi untuk merancang sebuah rekonstruksi.
 
Palladio menciptakan transformasi yang menakjubkan, yang meliputi fasad Gothic tua dengan kolom dan porticos marmer mengikuti model arsitektur klasik Roma kuno. Proyek besar dikonsumsi banyak Palladio kehidupan, dan Basilika belum selesai sampai tiga puluh tahun setelah kematian Palladio.
 
Berabad-abad kemudian, deretan lengkungan terbuka di Basilika Palladio terinspirasi apa yang kemudian dikenal sebagai jendela Palladian.

 

read more “Arsitektur Eropa”